
Rubuhnya Teras Kami
Menurut yangti, kerusakan terbesar dari rumah beliau, adalah atap teras, disusul kemudian bangunan selatan rumah, yang sehari-hari dipakai sebagai garasi. Dulunya itu adalah kamar mama Atik dan om Igit. Kemudian smepat juag menjadi kamar belajar.... Ketika ujian, rame2 kita belajar sekeluarga. Kemudian ketika hari sudah larut, kita bergantian tidurnya, biar tidak tertidur semua...
Saat sebagian besar penghuni sudah keluar dari rumah, posisi kamar kami pun di rumah induk, dan kamar itu disulap sebagai garasi, dan disitu juga ditempatkan meja tulis yangkung yang sehari-hari dipakai untuk kantor yangkung juga. Mulai dari baca qur'an dan buku-buku agama, menyusun naskah kultum, kutbah jumat, maupun urusan muhammadiyah, biasanya dilakukan disitu. Ada pula perpustakaan mungil beliau. Disitu pula yangkung suka merenung sambil manggut-manggut memegang buku dan kadang-kadang bukunya jatuh..bruak..... Maksudnya ini terkantuk-kantuk....
Untunglah bangunan tambahan dibelakang, tidak terkena apa2. Karena kan Reza tidak sempat keluar rumah, hanya menyingkir di tempat jemuran saja....
Atap teras yang cukup cantik ini, dibangun tahun 97 awal, dan didesain oleh Tante Nurul. TAnte mendisain sampai ke detil2 kacanya. Tak tahu tuh, kok ternyata ada bakat terpendam ya...Saat renovasi dilakukan, saya tengah terbaring di Rumah sakit MMC, karena sebab yang tak jelas, diikuti operasi amandel. He2..jadi ingat dengan dokter Nelwan deh... duh..duh.. wong tak sakit kok disuruh opname ya...
Diatas, adalah foto teras sehari pasca gempa, diambil oleh om Iwan...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home