Sunday, October 29, 2006

NAILA dan naila


Di Tripoli, saat ini kalau kita berbicara tentang sosok naila, maka akan ada pertanyaan lebih lanjut, Naila yang mana? Yup, ada dua Naila disini, NAILA besar dan naila kecil. Maksudnya NAILA besar, 6 tahun, adalah NAILA PRINGGADANI. Nah naila kecil, 3 tahun, itu anaknya tante shinta dan Om Anas. Adiknya mas Hafidz.
Yang mengherankan, keduanya ternyata punya tanggal ulangtahun yang hampir bersamaan. NAILA lahir 2 oktober, dan naila 3 oktober. Karena hampir bersamaan, ulangtahun kali ini dirayakan bersama-sama dengan mengundang teman2 untuk berbuka bersama. Walau niat sebenarnya bukan untuk merayakan ulangtahun sih...
Naila kecil sukanya main dengan Azul. Kalau ada sholat berjamaah, harus segera diamankan keduanya, karena, entah kenapa, begitu imam mulai takbiratul ihram, mereka akan segera mulai berlarian melewati shof-shof sholat.
Untunglah, sutroh atau batasan itu milik imam saja, jadi paling tidak pahala yang berkurang karena sholat dilewati oleh seseorang, jadi lebih bisa diminimalkan. WAlaupun begitu, mamanya memilih untuk mengamankan anak-anak saja, daripada jamaah lain terganggu kekhusukannya.

Kalau NAILA besar, saat sholat sudah bisa mengikuti imam sampai selesai dengan tenang. Apalagi kalau ada mbak Nia, sahabatnya. Naila sayang sekali dengan mbak Nia. Mbak Nia juga sekolah di GEMS school. tiap pagi mereka berangkat bersama-sama ke sekolah. Tahun ini, NAILA dan Nia, sudah mulai belajar berpuasa. Lucunya puasa dimulai dari sarapan, sampai adzan maghrib. jadi sarapan itu dianggap sebagai makan sahur. Memang sih cukup berat mendidik anak dalam kehidupan beragama di luar negeri, terutama kalau lingkungannya sehari-harinya bukan lingkungan yang islami. Untunglah di GEM School, karena merupakan international school, ada Islamic studies, dan juga kawan-kawan Naila ada juga beberapa yang muslim, jadi kalaupun dia berlatih puasa, tidak akan halangan dari sekolah. Saya ingat cerita Om Gunawan, kawan papa Ando yang dulu pernah tinggal di Tripoli dan kini bertugas di Madrid. Beliau kena tegur dari sekolah, British school, karena mengajarkan puasa ke Mas Fariz yang saat itu sudah berusia 10 tahun. Mas Fariz yang badannya cukup subur, dikhawatirkan oleh gurunya akan kekurangan gizi karena berpuasa. Akhirnya Mas Farizpun hanya berpuasa dihari jumat dan sabtu saja, saat libur sekolah.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home