Tuesday, November 07, 2006

SOUQ TSULATA


Hari Selasa, 7 Nopember, saya ditelpon mbak Defi, "Atik, mau ikutan ke pasar ikan tidak?". Wah, kesempatan nih, dikulkas persediaan ikan sudah menipis. Dengan Corry, teman dari philipine, kami pun segera menuju pasar ikan di dekat Dat el Imaad tower. Selesai belanja ikan, kami pergi ke souq tsulatsa, entah bagaimana penulisan yang benar, artinya adalah Pasar Selasa. Selain pasar Selasa, ada pula pasar Jumat, yang digelar tiap Jumat pagi, pusat jual beli barang bekas. Kami pernah pula sekali mengunjunginya bersama-sama tante Ani dan Pak JAtmiko suaminya yang bekerja sebagai staf KBRI. Disana berjumpa dengan Abdu, guru bahasa Arab saya. Dia terkejut melihat kami, "what are you doing here?" komentarnya. So, what are you doing too?
Souq tsulata adalah pusat perabotan rumah tangga, barang elektronik, sayur mayur, keperluan pertanian, tanaman, biji-bijian, plastik, dan segala macam jenis barang. Pasarnya cukup besar, dan dibagi perseksi jenis barang. Kalau datang sedikit kesitu, sulit menemukan tempat parkir. Jalanannya juga macet. Mirip daerah mangga dua. Disebelah kiri adalah pusat pertokoan lama, dengan pintu-pintu lebarnya yang dicat seragam berwarna hijau tua, warna bendera Libya. Sedangkan disebelah kanan jalan, bangunannya lebih baru. Yang kami tuju saat itu adalah pusat perabotannya. Corry perlu mencari pompa air galon aqua. Di souq tsulata, segala jenis barang bercampur jadi satu. Barang kristal yang di Indonesia dijual di mall-mall dengan harga yang mencekik leher, disini harganya lebih murah dan dijual dicampur dengan tumpukan toples, gelas-gelas murah, seringkali berdebu tak terurus. Sebenarnya barang-barangnya cukup bagus. Karena dekat dengan Italy, barang-barang yang dijual banyak yang merupakan impor dari sana dan harganya lebih murah karena Libya menerapkan pajak 0% atas barang impor. Sayang display barangnya kurang menarik, bercampurnya barang mahal dan murah jadi satu, memaksa kita untuk benar-benar teliti untuk mendapatkan barang yang bagus. Sendok makan disini juga lumayan. Murah dan bagus. Saya sudah bawa pulang ke Indonesia juga dua tahun yang lalu dan sampai sekarang belum pernah dipakai!


Dasar wanita, niatan beli pompa air, keluar masuk toko untuk mencari pompa bisa dapat macam-macam barang. Saya mendapatkan setrika untuk traveling yang mungil. Corry dapat ketel kopi untuk buat capuccino. Saya juga menemukan rice cooker and warmer, dari black and decker. Kelemahan saya adalah, kalau mau beli barang mikirnya terlalu panjang. Saya pikir, ah nanti saja hari Ahad, saat shopping day dengan Hakeem saya balik lagi kesitu. Apalagi saya teringat kalau ternyata papa Ando pulang untuk makan siang. Membeli barang kan memakan waktu sendiri. Buru-buru kami pun pulang. Segera saya telpon Najat untuk membuat sup, karena tak ada masakan untuk makan siang. Sesampai dirumah, beliau sudah nongkrong melihat siaran berita Euronews, sambil makan siang racikan sendiri, tuna campur keju dan entah apa, sementara sup belum matang karena potongan ayam yang dibuat Najat terlalu besar. Duh! Waktu saya cerita ke papa Ando tentang magic warmer itu, komentarnya, kenapa nggak dibeli sekalian Ma? Yeah....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home