Saturday, November 04, 2006


ALHAMDULILLAHIROBBILAALAMIIN

Ceritanya, kami makan malam didaerah Zaawiyah.disana memang dijual kambing barbeque. Kami mengenalnya ketika pulang dari pulau Farwa, bu Totok memperkenalkannya pada kita. Rasanya enak sekali. Crispy dan lembut. Saat mulai makan, papa Ando sudah berbisik,, “kapan-kapan kalau Budi sudah datang kita ajak ramai-ramai dengan Fauzi dan mas Ichsan ya?. Dan ternyata harapan itu bisa terwujud setelah jam 18.00 ada telpon dari om Ichsan mengajak makan kambing bakar itu.
Nah malam itu, anak-anak segera saya beri makan malam, dengan menu nasi goreng, setelah. itu kami pun berangkat. Beriringan, keluarga om Ichsan, dan Om Budi mengikut mobil kami yang berisi kami sekeluarga dan Om Fauzi . Naila dan azul sebelumnya sudah lahap makan malam, sehingga ketika kami sampai di warung kambing bakar, Naila sudah jatuh tidur. Azul, seperti biasa, memberontak ingin lari ke jalan raya. Dari situlah kelengahan dimulai.
Azul yang tadinya tenang-tenang saja digendong om Fauzi , begitu dipegang mama Atik, langsung berontak turun. Tenaga dia memang sangat kuat. Dan, akhirnya Azul pun mulai menggoda mama Atik. KAdang lari, kadang berhenti. Saat dia mencoba menghampiri pelanggan yang lain, tiba-tiba Azul lari menuju jalan raya yang cukup ramai saat itu. Hups! Untung ada tiga remaja yang sedang ngobrol dijalan raya. Alhamdulillah, Azul pun bisa tertangkap. Beberapa detik setelah itu wussss….. mobil kencang lewat bersusulan. Seluruh badan lemas rasanya. Deg-degan tidak bisa berhenti. Perut mendadak mulas, membayangkan kemungkinan yang bisa terjadi, bila tidak ditangkap oleh remaja tadi. Audzubillahimindzallik. Keteledoran kami, insya allah ini yang terakhir. Kita tidak pernah bisa menduga, kemana arah gerak anak. Kita pun kadang membayangkan bahwa kecelakaan hanya akan terjadi pada orang lain, bukan kita, sehingga kadang kita terlena. Inilah yang harus diwaspadai

0 Comments:

Post a Comment

<< Home